Warta
Ding Liren Nyaris Kalah di Bawah Tekanan Gukesh di Game ke-13
Ding berhasil bertahan dari tekanan besar dan akan memasuki game klasik terakhir dengan skor masih imbang melawan Gukesh: Maria Emelianova/Chess.com.

Ding Liren Nyaris Kalah di Bawah Tekanan Gukesh di Game ke-13

Colin_McGourty
| 0 | Liputan Acara Catur

Juara Dunia Ding Liren nyaris kalah di game ke-13, tetapi dengan sisa waktu hanya empat menit untuk menyelesaikan 10 langkah, ia berhasil menemukan satu-satunya langkah bertahan untuk menghentikan GM Gukesh Dommaraju. Skor kini imbang 6.5-6.5 dan Ding akan bermain dengan buah putih di game terakhir Kejuaraan Dunia FIDE 2024.

Gukesh kembali memainkan 1.e4 dan mengejutkan Ding yang memilih Pertahanan Prancis. Meskipun sang Juara Dunia berhasil menemukan beberapa langkah bagus, ia tetap mengalami kesulitan, baik di papan maupun di waktu. Gukesh hampir berhasil mengunci keunggulan besar hanya dalam satu atau dua langkah, namun Ding tidak pernah menyerah. Perlahan, keunggulan Gukesh memudar, dan permainan berakhir dengan hasil imbang. Kini, Ding memiliki keuntungan memainkan buah putih di game klasik terakhir.

Game ke-14, yang merupakan game klasik terakhir dalam pertandingan Kejuaraan Dunia FIDE 2024, akan dimulai pada Kamis, 12 Desember mulai pukul 16:00 WIB.

Skor Pertandingan

Nama Rating 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 Skor
  Ding Liren 2728 1 ½ 0 ½ ½ ½ ½ ½ ½ ½ 0 1 ½ . 6.5
  Gukesh Dommaraju 2783 0 ½ 1 ½ ½ ½ ½ ½ ½ ½ 1 0 ½ . 6.5
Cara Menonton Kejuaraan Dunia FIDE 2024
Anda dapat menyaksikan Kejuaraan Dunia FIDE 2024 secara langsung di Chess.com/id/TV serta saluran Twitch dan YouTube Chess24 Indonesia. Sementara itu, GM Hikaru Nakamura melakukan siaran langsung di Kick. IM Andras Toth menganalisis pertandingan Kejuaraan Dunia melalui kursus di Chessable
Siaran langsung Chess24 Indonesia dipandu oleh WIM Chelsie Monica dan WNM Fariha Mariroh.
Ding sebelum pertandingan saat tekanan semakin memuncak. Foto: Eric Rosen/FIDE.

Analisis Pertandingan Grandmaster, oleh GM Rafael Leitao

GM Rafael Leitao telah menganalisis game ke-13 di bawah ini.

Ide Keren di Pembukaan

Tim Gukesh kembali unggul di pembukaan, seperti yang sering terjadi di game sebelumnya. Foto: Eric Rosen/FIDE.

Bagaimana Gukesh menghadapi permainan klasik terakhirnya dengan buah putih? Setelah pertandingan, ia mengatakan:

Semakin sedikit sisa pertandingan, semakin besar tekanannya. Tentunya, saya datang untuk bertarung! Saya merasa fresh, percaya diri, dan juga memiliki ide keren yang sudah saya siapkan. Jadi, saya sangat bersemangat untuk memainkannya.

Saya juga memiliki ide keren yang sudah saya siapkan. Jadi, saya sangat bersemangat untuk memainkannya.

—Gukesh Dommaraju

Di game pertama, Gukesh membuka dengan langkah 1.e4 tetapi harus menerima kekalahan meskipun sudah mempersiapkan strategi menarik melawan Pertahanan Prancis Ding. Banyak yang mengira Pertahanan Prancis itu hanya akan digunakan sekali sebagai kejutan. Namun, saat 1.e4 dimainkan lagi di game kelima, Ding kembali menggunakan Pertahanan Prancis, dan Gukesh hampir kalah lagi meski memilih Prancis Varian Tukar yang terkenal mudah menghasilkan hasil imbang.

Setelah itu, Gukesh mencoba pembukaan lain. Namun, untuk game klasik terakhirnya dengan buah putih, ia memutuskan kembali ke strategi yang sama.

Kali ini, Gukesh tidak memilih langkah 4.f4 seperti di game sebelumnya. Setelah langkah 7.a3!, Ding langsung menyadari bahwa ia terjebak dalam persiapan matang Gukesh.

Pembukaan ini pertama kali dimainkan oleh Frank Marshall melawan Edgard Colle pada tahun 1927. Namun seperti yang terlihat, tidak banyak yang menggunakannya sejak saat itu. Ketika ditanya apakah dia terkejut, Ding menjawab, "Ya, tentu saja. Dia menggunakan trik urutan langkah, dan itu membuat saya bingung. Saya harus mencari solusi selama permainan berlangsung. Dia punya pilihan untuk memainkan f4, atau di beberapa posisi, langsung memilih Kf3 atau Kf4."

Catur memang tidak mudah. Foto: Eric Rosen/FIDE.

Setelah 7...Ge7!? 8.Ge3, muncul posisi yang benar-benar baru, dan Ding mulai bertanya-tanya di mana letak kesalahannya. Dia kemudian berkomentar, "Posisi ini sudah sulit untuk Hitam. Biasanya Hitam bisa memainkan f6, tapi di posisi ini Kf4 sangat kuat."

Waktu Ding kembali terkuras. Dia menghabiskan total 54 menit hanya untuk langkah ke-7 dan ke-8.

Pada akhirnya, semuanya berjalan baik untuk Ding, tetapi seperti yang akan kita lihat, dia membuat keputusan paling penting dalam permainan dengan waktu kurang dari lima menit untuk 10 langkah.

Ding Bertahan dengan Baik, Tapi Gukesh Tetap Mengambil Alih

Gukesh memimpin permainan, tetapi Ding menunjukkan dirinya sebagai lawan yang sangat sulit ditaklukkan. Foto: Maria Emelianova/Chess.com.

Rencana Ding dengan memindahkan kuda ke c4 melalui b6 merupakan langkah berani dan strategis, meski tidak sepenuhnya sesuai dengan analisis komputer. Langkah ini berhasil membuat Gukesh berpikir keras. Meski langkah 12.Kge2 dianggap kuat dan dipuji oleh GM Peter Leko, 12.Mg4 mungkin akan menciptakan lebih banyak tekanan jika dipertimbangkan sebelumnya.

Gukesh mengomentari alternatif tersebut, "Saya sempat menyadari kemungkinan itu, tetapi tidak menganggapnya terlalu kuat," dan dia merasa puas dengan perkembangan permainannya. Kedua pemain terus memainkan langkah-langkah akurat, dengan Ding kembali menunjukkan keberanian melalui langkah 15...f5, dibandingkan pilihan yang lebih pasif seperti 15...Rh8.

Ding sempat bersantai sambil makan camilan, sementara Gukesh menghabiskan 20 menit untuk memutuskan apakah akan melakukan en passant untuk pertama kalinya dalam pertandingan Kejuaraan Dunia ini.

Ding kemudian mencatat bahwa dia mungkin akan memainkan langkah menarik 16.d5!? jika berada dalam posisi itu, tetapi Gukesh memilih memakan pion di f6.

Pada titik ini, permainan tampaknya akan berujung pada penyederhanaan besar, yang akan menguntungkan Ding mengingat waktu yang tersisa. Namun, alih-alih memakan f6 dengan kuda, Gukesh mengejutkan dengan memainkan 17.Mf3!?, mengorbankan pion di d4. Dalam situasi ini, Ding membuat keputusan cepat yang tidak terduga dengan 17...Me8!?, seolah mempercayai langkah lawannya.

Keputusan cepat tersebut cukup praktis, meskipun langkah 17...Kxd4! sebenarnya bisa menyelesaikan semua masalah Hitam. Ding mengakui bahwa ia melewatkan beberapa detail penting dalam variasi itu.

Dia juga tidak menyadari bahwa setelah 18.Kxf6+ Bxf6, Putih dapat menempatkan menteri di e2, bukan e4: "Saya hanya memikirkan Me4 di mana saya punya Gb7, tetapi 19.Me2! ternyata langkah posisional yang sangat kuat—dia perlahan memperbaiki posisinya, dan posisi saya menjadi sangat tidak nyaman."

Gukesh memberikan tantangan yang sulit untuk diatasi. Foto: Eric Rosen/FIDE.

Ding tetap berjuang, bahkan setelah langkah 21...Ke7!?, yang memungkinkan Putih memainkan langkah brilian 22.Gf4! yang mudah terlewatkan.


Jika Hitam memakan gajah di f4 dengan benteng, maka 23.Me5! akan menggarpu kedua benteng dan menang. Langkah ini membuka jalan bagi gajah Putih menuju petak strategis seperti e5 dan d6. Gukesh sudah memperkirakan langkah ini sebelumnya: "Saya sudah melihat sebelumnya bahwa jika dia memainkan Ke7, saya punya Gf4!, trik yang indah ini. Saya merasa begitu mencapai Gd6, saya seharusnya memiliki keunggulan yang cukup bagus, mungkin memang begitu, tetapi saya tidak bisa menemukan langkah kemenangannya—mungkin memang tidak ada!"

Saya tidak bisa menemukan langkah kemenangannya—mungkin memang tidak ada!

—Gukesh Dommaraju

Kedua pemain menghadapi pilihan sulit dengan waktu yang semakin sedikit, hingga akhirnya mereka tiba di momen paling krusial dalam permainan.

Ding Menemukan Langkah Penyelamat: 'Saya Hampir Menyerah'

Menurut analisis komputer, langkah 30...Mf7 dari Ding adalah sebuah blunder, sedangkan 31.Bxe8 Mxe8 32.Ke4!, yang awalnya ingin dimainkan Gukesh, seharusnya bisa membawa kemenangan. "Saya tahu itu," ujar Gukesh dengan nada sedikit kesal saat diberitahu tentang hasil analisis komputer, sebelum menambahkan, "tapi saya masih belum yakin." Variasi yang dibahas dalam konferensi pers menunjukkan posisi yang lebih baik untuk Putih, meskipun langkah Hitam masih bisa diperbaiki dan tidak langsung kalah.

Ding sadar dirinya baru saja terhindar dari kekalahan besar. Foto: Eric Rosen/FIDE.

Langkah 31.Ke4!? yang dimainkan Gukesh menempatkan Ding dalam situasi kritis. Dengan sisa waktu delapan menit untuk menyelesaikan 10 langkah, hanya ada satu langkah yang bisa membuatnya bertahan tanpa menghadapi kesulitan besar untuk mempertahankan gelarnya.

Sering kali, momen dramatis seperti ini hanya terasa di mata penonton, karena pemain biasanya sudah menemukan langkah kunci dan hanya memastikan ulang. Namun kali ini, berbeda. Ding benar-benar memahami betapa gentingnya situasi ini. Dia menjelaskan: "Niat awal saya adalah memainkan 31...Bc7?, tetapi langkah itu langsung kalah karena ada trik 32.Kf6+!. Saya hampir menyerah, karena tidak menemukan cara bertahan, tetapi akhirnya saya melihat langkah penyelamat, yaitu 31...Bf8!." 

Saya hampir menyerah, karena tidak menemukan cara bertahan.

—Ding Liren

Dengan sisa waktu empat menit 41 detik, Ding memainkan 31...Bf8!.

Gukesh menyebut langkah itu sebagai "kejutan yang tidak menyenangkan," karena dia tidak menyadari bahwa setelah 32.Kd6, Ding masih memiliki langkah kunci 32...Bc7!.

Waktu terus menipis, tetapi seperti yang sering terjadi dalam pertandingan ini, Ding mulai bermain cepat dan tepat hingga menyelesaikan langkah ke-40.

Semua pikiran mulai tertuju pada game klasik terakhir dan kemungkinan tiebreak... kecuali Gukesh, yang masih sepenuhnya fokus pada permainan!

Gukesh Terus Berusaha Tapi Tidak Bisa Menghindari Hasil Imbang

Gukesh sekali lagi memperpanjang pertandingan seorang diri. Foto: Eric Rosen/FIDE.

"Saya merasa masih bisa sedikit menekan," ujar Gukesh. Alih-alih menerima hasil imbang cepat melalui repetisi, ia terus bermain setiap kali ada peluang dalam langkah-langkah berikutnya. Namun, Ding tidak lengah dan merespons dengan sangat tepat, memaksa permainan masuk ke endgame benteng, meski kalah satu pion. "Begitu dia menukar menteri, hasilnya pasti remis," kata Gukesh, dan pada langkah ke-68, permainan pun berakhir.

Gukesh menggambarkan ini sebagai "permainan yang sangat bagus," dan hampir memberikan kemenangan besar di hari ulang tahun ke-55 GM Viswanathan Anand, legenda catur India.

Gukesh berkomentar, "Selamat ulang tahun ke-55 untuk Vishy. Beliau adalah inspirasi dan panutan bagi saya dan jutaan orang lainnya. Saya senang bisa bermain di level yang sama seperti yang beliau tunjukkan bertahun-tahun lalu."

Gukesh kini mengikuti jejak Anand, apa pun yang terjadi selanjutnya. Foto: Eric Rosen/FIDE.

Di sisi lain, Ding kembali menunjukkan tekadnya untuk bertarung dalam pertandingan ini. Ketika ditanya apakah dia akan terus bermain catur terlepas dari hasil akhir game terakhir (Ding sempat menyebutkan akan berhenti jika kalah di pertandingan Kejuaraan Dunia sebelumnya), dia menjawab: "Ya, saya akan melanjutkan karier, tetapi mungkin lebih jarang mengikuti turnamen. Saya ingin fokus bermain catur cepat dan kilat daripada catur klasik."

Permainan 'Emas' Menanti

Para pemain terus menata buah catur setelah setiap pertandingan, seolah-olah tidak sabar untuk memulai game selanjutnya. Foto: Eric Rosen/FIDE.

Kini tersisa satu pertandingan klasik yang sangat penting. Ding menyebutnya sebagai "golden game." Hari ini menjadi momen pertama di mana seorang Juara Dunia bisa ditentukan. Ding akan bermain dengan buah putih, sementara Gukesh bertekad untuk menikmati pertandingan terbesar dalam kariernya sejauh ini.

Saya rasa ini sangat pantas karena pertandingan berjalan begitu ketat. Kami berdua menunjukkan semangat juang yang luar biasa dan memainkan catur yang menarik. Untuk pertandingan terakhir ini, pendekatan saya adalah berada dalam kondisi terbaik dan menikmati pengalaman ini. Ini adalah sesuatu yang diimpikan setiap pecatur, dan saya beruntung mendapatkan kesempatan itu. Saya akan menikmatinya, memberikan yang terbaik, dan apa pun hasilnya, saya akan tetap menikmatinya.

Sementara itu, Ding selama ini cenderung bermain aman dengan buah Putih. Apakah kali ini ia akan memilih hasil remis cepat untuk membawa pertandingan ke tiebreak catur cepat pada hari Jumat, di mana ia di atas kertas lebih diunggulkan? Ternyata tidak, jika melihat wawancara pasca-pertandingannya dengan FM Mike Klein, di mana Ding berkata, "Saya rasa Anda tidak akan melihat hasil remis cepat!"

Ding sudah pernah berada di situasi seperti ini sebelumnya, tetapi tekanan besar akan dirasakan oleh kedua pemain. Jangan lewatkan game ke-14!


Playlist Video

Cek playlist video dari Chess.com berikut, untuk Ulasan Permainan dan Wawancara.

Anda juga bisa mengikuti rekap video dari streamer favorit Anda, seperti GM Hikaru Nakamura, GM Anish Giri, IM Levy Rozman (GothamChess), GM Ben Finegold, GM Aman Hambleton (Chessbrah), GM Arturs Neiksans, FM Nemo Zhou, Epic Chess, dan Chess Dojo melalui playlist ini.


Kejuaraan Dunia FIDE 2024 di Singapura akan menentukan siapa juara dunia selanjutnya. Penantang berusia 18 tahun asal India, Gukesh Dommaraju, menghadapi Juara Bertahan asal China, Ding Liren, dalam pertandingan 14 game, di mana pemain pertama yang mencapai 7.5 poin akan keluar sebagai pemenang. Setiap pemain memiliki waktu dua jam untuk 40 langkah pertama, dengan tambahan 30 menit hingga akhir permainan, dan increment 30 detik per langkah mulai dari langkah ke-41. Total hadiah yang diperebutkan adalah $2.500.000, dengan $200.000 diberikan untuk setiap kemenangan, dan sisa hadiah akan dibagi rata. Jika pertandingan berakhir imbang dengan skor 7-7, babak tiebreak akan dimainkan, dimulai dengan empat pertandingan catur cepat 15+10.


Liputan kejuaraan dunia sebelumnya:

Colin_McGourty
Colin McGourty

Colin McGourty led news at Chess24 from its launch until it merged with Chess.com a decade later. An amateur player, he got into chess writing when he set up the website Chess in Translation after previously studying Slavic languages and literature in St. Andrews, Odesa, Oxford, and Krakow.

Selengkapnya dari Colin_McGourty
Gukesh, 18 Tahun, Resmi Menjadi Juara Dunia Catur Termuda Sepanjang Sejarah

Gukesh, 18 Tahun, Resmi Menjadi Juara Dunia Catur Termuda Sepanjang Sejarah

Ding Liren Bangkit dan Kalahkan Gukesh dengan Permainan Sempurna di Game ke-12

Ding Liren Bangkit dan Kalahkan Gukesh dengan Permainan Sempurna di Game ke-12